PWRI Kecam Pembangunan Jalan HM Nur Senilai Hampir 3 M Diduga Asal Jadi.
Senin, 10 November 2025
Tanjungbalai.medanbintang//Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) kota Tanjungbalai mengecam pekerjaan pembangunan jalan HM. Nur ujung Lk IV menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Pahang Kecamatan Datuk Bandar kota Tanjungbalai yang menelan biaya hampir 3 milyar diduga asal jadi bahkan menjurus amburadul.
Pasalnya, sewaktu Tim investigasi PWRI turun kelokasi proyek, Senin (3/11/25), banyak ditemukan kejanggalan dalam pelaksanaan pembangunan jalan tersebut, dimana pekerjaan tembok penahan berupa pemasangan padas atau penyusunannya dilakukan saat kondisi air masih tergenang serta adukan semen diduga tidak seimbang dengan pasir, sebab ketika dikais semen yang sudah terpasang, pasirnya berderai tidak menyatu, sehingga kekuatannya diragukan.
Hal ini dikatakan Ketua DPC PWRI Kota Tanjungbalai Yusman kepada media ini, Senin (10/11/2025) di sekretariat dengan menambahkan jika proyek bernilai Rp 2.967.665.000; melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) dengan sumber dana APBD kota Tanjungbalai tahun anggaran 2025 dengan pelaksana CV. Yudha Pratama disinyalir pengerjaannya asal jadi seolah perusahaan tidak memiliki kwalifikasi dengan pekerja yang tidak proporsional.
Selain itu, hasil pekerjaan tembok penahan yang telah selesai dikerjakan terlihat bengkok-bengkok macam ular dan ada ketinggiannya yang kurang, namun sudah di plester halus, saat di tambah tebalnya, plesternya tidak dikupas, sehingga dapat dipastikan penambahan semen tidak menyatu dengan sebelumnya yang telah dipasangkan, ungkap Yusman.
Lebih jauh dikatakannya, persoalan keamanan dalam bekerja, seharusnya para pekerja untuk menjaga keselamatan, harus dilengkapi dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju rompi, helm, sepatu maupun sarung tangan sebagaimana peraturan yang telah ditentukan kepada pihak kontraktor untuk menyediakannya, namun pekerja tidak ada yang memakainya, beber Ketua PWRI kecewa.
Ironisnya, ada salah seorang pekerja menunjuk jika orang bahwa ransel dipunggungnya itu adalah konsultan, tapi ketika ditanyakan kepada yang bersangkutan untuk dilakukan konfirmasi, malah menampik dan berkilah jika dirinya hanya sebagai pekerja biasa lalu pergi menjauh, namun tim investigasi merasa curiga karena pakaian orang yang dimaksud berbeda dari para pekerja yang lain sedangkan ransel yang dibawanya diduga berisi semacam berkas atau kemungkinan RAB.
Yusman menambahkan dari hasil pantauan, batu padas yang digunakan merupakan batu padas muda yang apabila digunakan mudah rapuh, apalagi dipasangkan didalam saluran air yang seharusnya airnya dikeringkan terlebih dahulu terlebih pekerjaan tembok penahan tersebut diduga tidak memakai cerocok, sehingga hasilnya dikhawatirkan tidak maksimal yang menjurus tidak bermutu, urainya.
Disisi lain, ketika permasalahan ini dikonfirmasikan ke pihak Dinas PUTR Kira Tanjungbalai melalui yang disinyalir PPTK Ucok Sanusi melalui jaringan selulernya, tidak berhasil sampai berita ini kemeja redaksi.
Dari hasil investigasi yang dilakukan dilapangan, PWRI Kota Tanjungbalai dalam waktu dekat ini akan melaporkan dokumen berupa photo dan video kepada Kejari Tanjungbalai Asahan. (31N)
