PC HIMMAH Apresiasi Wali Kota Tanjungbalai Menerima Secara Resmi keluarga Korban Dugaan Malapraktek

Tanjungbalai.medanbintang//Pimpinan Cabang Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PC HIMMAH) Kota Tanjung Balai mengapresiasi sikap tanggap dan tegas Walikota Tanjung Balai Mahyaruddin Salim Batubara menerima secara resmi keluarga korban dugaan malapraktek oleh seorang dokter berinisial JEH yang menimpa anak perempuan bernama Althafunnisa alias Icha (4,1) dari pasangan Efri Zuandi dan Yuli Andriyani di ruang kerjanya, Jumat (26/9/25) lalu.

Hal itu disampaikan Ketua  PC HIMMAH Kota Tanjung Balai Adi Putra Manurung didampingi Sekretarisnya Usman Ritonga berdasarkan keterangan orang tua korban kepada media ini, Minggu (28/9/2025) di Tanjung Balai.

"Kami mengapresiasi Walikota Tanjung Balai H. Mahyaruddin Salim BB yang secara resmi langsung menyambut aspirasi masyarakat korban dugaan malapraktek dr JEH yang berakibat tewasnya Icha," terang Adi.

Apresiasi dari PC HIMMAH Kota Tanjung Balai ini disampaikan dari hasil hasil pertemuan orang tua korban dengan Walikota Tanjung Balai yang setelah mendengarkan kronologis kejadian dugaan Malapraktek difteri dari orang tua korban, langsung dengan sigap dan tanggap Walikota memerintahkan jajarannya yakni Inspektorat untuk menyurati pihak-pihak terkait, sebut Adi.

PC HIMMAH Kota Tanjung balai bersama masyarakat siap mengawal kasus ini sampai tuntas agar oknum dr JEH dan pihak-pihak terkait  yang diduga ada "main mata" telah menuding ketiga anak kandung dari pasangan Efri Zuandi dan Yuli Andriyani difteri di hukum sesuai dengan UU yang berlaku dan mengawal kasus ini di Inspektorat demi tegaknya supremasi hukum di Kota Tanjung Balai.

"Kami akan kawal kasus ini sampai tuntas agar oknum dr JEH dan pihak-pihak terkait yang diduga ada semacam "kongkalikong" menuding ketiga anak kandung dari pasangan Efri Zuandi dan Yuli Andriyani difteri di hukum sesuai dengan UU yang berlaku dan mengawal terus kasus ini baik itu di Inspektorat dan lainnya demi tegaknya supremasi hukum di Kota Tanjung Balai", tegas Adi Putra.

Terpisah, Efri Zuandi juga menjelaskan peristiwa memilukan itu berawal pada Selasa (14/1/25) lalu dimana anak perempuan Efri Zuandi, Althafunnisa alias Icha (4,1) mengalami flu dan batuk disertai demam tinggi, lalu dibawa berobat ke RSUD Tengku Mansyur Kota Tanjung Balai. Oleh dr. JEH anaknya divonis terinfeksi difteri, sehingga harus dirujuk ke RS USU Medan.

Setibanya di RS rujukan, putrinya tidak segera mendapat penanganan, bahkan sempat terlantar lebih kurang dua jam, dan pada akhirnya meninggal dunia dengan diagnosa medis terinfeksi difteri yang dikeluarkan dr. JEH.

"Kami sangat kecewa terhadap tindakan dr. JEH dimana tanpa swab, PCR dan uji laboratorium, memvonis Icha terinfeksi virus difteri bahkan dua orang putrinya yang lain juga didiagnosa terinfeksi virus difteri," kata Efri.

Lebih lanjut Yuli Andriyani ibunda korban menambahkan, dari hasil diagnosa dr. JEH secara klinis tersebut, kami selaku orang tua kurang puas, lalu membawa kedua putrinya berobat ke luar negeri untuk memastikan sebenarnya apa penyakit yang diderita anak mereka dan dari hasil uji laboratorium di hospital Lam Wah Ee, Pulau Penang, Malaysia, kedua putrinya dinyatakan hanya menderita radang amandel, pungkas Ibunya. (31N)

Breaking News

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel akhir

Iklan Bawah Artikel